Dewasa ini telah pandemi
Covid-19 telah melanda kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupannya.
Namun perkembangan teknologi revolusi industri 4.0 tetap tidak dapat
dihindari.Termasuk di dalamnya terjadi dalam dunia pendidikan. Revolusi 4.0
mengakibatkan terjadinya perubahan secara cepat, di mana industri mulai
menyentuh semua sendi kehidupan manusia yang menghubungkan antara manusia,
mesin dan data melalui internet dan digitalisasi.
Dalam dunia pendidikan di
Indonesia, tantangan dalam revolusi 4.0 tidak dapat dihindari lagi
kedatangannya. Kemudahan dalam mengakses data, menghubungkan manusia walau
berbeda jarak dan waktu semua terkoneksi melalui teknologi digital. Perubahan
ini juga mengakibatkan terjadinya perubahan dalam proses pembelajaran, di mana pembelajaran
sudah memanfaatkan sistem informasi digital. Kondisi ini membuat pembelajaran
tidak lagi berbatas kepada ruang dan waktu., dan tidak lagi berpusat pada guru
sebagaimana pembelajaran konvensional.
Pembelajaran adalah suatu
sistem yang menunjukkan interaksi antara pendidik dan peserta didik yang
dirancang sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar siswa. Pembelajaran di kelas pada umumnya menunjukkan bagaimana
proses belajar dan mengajar antara peserta didik dan pendidik yang terjadi di
dalam kelas. Ketika terjadi revolusi 4.0, maka pembelajaran mengalami
pergeseran makna yang lebih luas di mana akses peserta didik untuk belajar
tidak hanya bersumber kepada pendidik tetapi sangat luas jangkauannya oleh
keberadaan teknologi sehingga tidak ada lagi batasan waktu dan tempat bagi
peserta didik untuk belajar.
Menurut Yasmin (2009),
tujuan pembelajaran adalah mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek psikomotorik. Aspek kognitif adalah ranah pembelajaran yang
terkait pada hasil belajar intelektual, aspek afektif berkaitan dengan sikap
peserta didik dalam pembelajaran, dan aspek psikomotorik berkaitan dengan
kemampuan peserta didik berketerampilan dan berkemampuan. Guru harus mampu
menempatkan diri sebagai pendidik yang memiliki keterampilan berteknologi dalam
menghadapi perubahan pembelajaran berbasis informasi digital, tetapi juga harus
mampu menjadi seorang pendidik yang berkarakter yang dapat menjadi panutan bagi
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
SD Negeri 6 Lubuk Besar
merupakan sekolah dasar yang berlokasi di Kabupaten Bangka Tengah.. Keberadaan
sekolah ini berada pada wilayah kecamatan mayoritas peserta didiknya
berasal dari masyarakat desa di sekitar wilayah sekolah berada. Masyarakat
desanya pun memiliki mata pencaharian yang homogen karena mayoritas orang
tua dari peserta didik bermata pencaharian sebagai nelayan,pekebun dan
penambang timah konvensional. Selain struktur mata pencaharian yang homogen,
rata-rata latar belakang pendidikan orang tua dari peserta didik di SDN 6 Lubuk
Besar adalah tamatan SD dan SMP. Kondisi ini membawa pengaruh kepada motivasi
belajar dan hasil belajar peserta didik yang cenderung rendah.
Selain itu, dalam
menghadapi tantangan revolusi industri 4.0., SDN 6 Lubuk Besar memiliki
keterbatasan dalam sarana dan prasarana. Keterbatasan sarana TIK di sekolah
seperti tidak adanya perangkat komputer untuk siswa mengakibatkan siswa tidak
bisa dalam memanfaatkan teknologi komputer disekolah. Akses internet yang
digunakan peserta dalam kegiatan belajar masih sangat rendah. Kepemilikan gawai
dengan koneksi internet lebih banyak digunakan peserta didik untuk bersosial
media atau bermain game.
Selain faktor keterbatasan
sarana dan prasarana, peran tenaga pendidik di SDN 6 Lubuk Besar belum optimal
dalam memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Pemanfaatan TIK masih
sebatas pada pengolahan nilai raport dan minimal beberapa sudah mulai
menggunakan proyektor di kelas pada saat kegiatan pembelajaran. Peneliti merupakan
guru kelas di SDN 6 Lubuk Besar pada awalnya merasa tertarik untuk memanfaatkan
TIK dalam kegiatan pembelajaran. Ketertarikan ini semakin kuat dengan didukung
atas ikut serta nya peneliti dalam kegiatan Diklat PembaTIK dalam
kegiatan yang dilaksanakan oleh Pusdatin Kemdikbud dengan portal rumah
belajar melalui laman https://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id
Rumah belajar adalah sebuah
portal yang dikembangkan kementerian pendidikan dan kebudayaan melalui Pusdatin
yang berisi pembelajaran berbasis TIK online yang dapat diakses seluruh
masyarakat tanpa dipungut biaya. Salah satu fitur utama dalam rumah belajar
yang dapat dijadikan bahan untuk model pembelajaran flipped classroom adalah
fitur sumber belajar. Fitur ini dapat menjadi sarana pembelajaran yang tidak
berbatas ruang dan waktu. Peserta didik dapat belajar di mana, saja, kapan saja
dan dengan siapa saja.
Dengan berbekal ilmu yang
didapat saat mengikuti kegiatan Bimtek Pembelajaran Berbasis TIK, peneliti
mencoba menerapkan sebuah model pembelajaran flipped classroom yang berbasis
portal rumah belajar. Adapun model pembelajaran flipped classroom merupakan
model pembelajaran di mana peserta didik mempelajari materi atau konten di luar
kelas atau di rumah secara mandiri melalui internet kemudian melakukan diskusi
atau active learning di kelas. Guru mengarahkan peserta didik untuk belajar
menggunakan portal rumah belajar dengan menggunakan fitur sumber belajar
sehingga peserta didik lebih memanfaatkan gawai dan koneksi internetnya untuk
kegiatan belajar di rumah. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk
melakukan sebuah penelitian mengenai penerapan model pembelajaran flipped
classroom berbasis portal rumah belajar terhadap peningkatan hasil belajar IPA
peserta didik di SDN 6 Lubuk Besar
Konsep dari Flipped
Classsroom pada dasarnya berasal dari universitas Harvard pada tahun 1990 di
mana Eric Mazur (1991) menyatukan pembelajaran berbasis komputer untuk menuntun
mahasiswa kelas fisika nya belajar di luar kelas. Flipped classroom
merupakan suatu cara yang dapat diberikan pendidik dengan meminimalkan jumlah
intruksi langsung dalam praktik mengajar sambil memaksimalkan interaksi satu
sama lain (Johnson: 2013). Flipped classroom merupakan metode pembelajaran
terbalik di mana pembelajaran yang seharusnya dilakukan di kelas, maka
dilaksanakan oleh peserta didik di rumah. Misalnya dengan menonton video
pembelajaran terkait materi, membaca modul terkait materi di rumah kemudian
ketika di kelas peserta didik dapat lebih interaktif dalam berdiskusi terkait materi
yang telah dipelajari di rumah.
Dalam melaksanakan
pembelajaran terbalik (flipped classroom) maka guru harus memperhatikan 4 pilar
keterlaksanaan dari flipped classroom, antara lain:
Fleksibel Environment
(lingkungan yang fleksibel)
Pada flexible environtment
ini guru memberikan keleluasan kepada peserta didik untuk berinteraksi dan
merefleksikan hasil pembelajarannya. Namun guru tetap harus memonitor dan
memberikan arahan atas cara belajar siswa terhadap konten.
Learning Culture Shift
(Mengubah Gaya Belajar)
Pada pilar yang kedua ini,
peserta didik mendapat kesempatan untuk mendapatkan pengalaman bermakna dalam
kegiatan belajarnya tanpa berpusat kepada guru. Pada dasarnya inti dari pilar
kedua ini adalah guru harus mengubah konsep belajar siswa dari berpusat kepada
guru menjadi berpusat kepada peserta didik.
Intentional Content (Konten
yang disengaja atau direncanakan)
Guru harus mempersiapkan
konsep pada pilar ketiga ini untuk dapat diakses oleh peserta didik, misalnya
melalui menentukan video pembelajaran, atau memberikan link e-modul yang dapat
diakses oleh peserta didik di rumah.
Professional
Educators (Pendidik Profesional)
Guru harus menempatkan
dirinya sebagai pendidik professional baik bagi peserta didik sebagai individu,
kelompok kecil atau dalam lingkup kelas dengan melakukan penilaian formatif,
merekam data untuk instruksi masa depan dan bertanggung jawab dalam
keberhasilan kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran flipped
classroom dibagi dalam 3 fase kegiatan meliputi kegiatan pertama dinamakan
dengan kegiatan pre class. Pada fase ini, peserta didik diarahkan untuk
melaksanakan kegiatan seperti menonton video pembelajaran, atau membaca buku
dan e-modul, kemudian mencatat hal-hal yang kurang jelas atau ingin
didiskusikan di kelas. Fase kedua yaitu in class. Dalam fase ini,
peserta didik berkolaborasi, berdiskusi, dan bertanya pada guru atau anggota
kelompok mengenai materi pelajaran. Seluruh peserta didik mempunyai kesempatan
yang sama untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga dapat terlibat
aktif untuk melakukan pendekatan sehingga dapat mengukur apa yang telah
dilaksanakan oleh peserta didik di rumah terkait dengan pembelajaran. Pada fase
ketiga yaitu out class. Pada fase ini peserta didik sudah dapat menghubungkan
materi yang didapatkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Portal
Rumah Belajar
Rumah belajar adalah salah
satu portal pembelajaran berbasis TIK online yang dikembangkan oleh Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom). Pustekkom adalah salah satu
unsur pendukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang Teknologi informasi
dan Komunikasi pendidikan dan kebudayaan yang bertanggung jawab kepada menteri
melalui Sekretariat Jenderal sesuai dengan Permendikbud RI no 11 tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Pustekkom: 2018)
Portal rumah belajar
menyediakan fitur utama dan fitur pendukung. Fitur utama dalam portal
rumah belajar, seperti sumber belajar, Buku Sekolah Elektronik, Bank Soal,
Kelas Maya, Laboratorium Maya, Peta budaya, Wahana Jelajah Angkasa dan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Flipped classroom yang berbasis rumah
belajar akan memanfaatkan sumber belajar, buku sekolah elektronik, kelas maya
dan bank soal untuk interaksi dan kegiatan pembelajaran pre class yang
dilaksanakan oleh peserta didik.
Hasil
Belajar IPA
Dimyati dan Moedjiono (2013) menyebutkan hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajar.
Selanjutnya disebutkan ciri-ciri belajar ada tiga yaitu: 1) hasil belajar memiliki
kapasitas berupa pengetahuan, kebiasaan, keterampilan, sikap dan cita-cita, 2)
adanya perubahan mental dan jasmani, dan 3) memiliki dampak pengajaran dan
dampak pengiring.
Hasil belajar adalah keseluruhan hasil proses pembelajaran
yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu yang ditandai dengan adanya kemampuan
penguasaan konsep, perubahan sikap dan perilaku siswa serta mampu dan terampil
mempraktikkan/menerapkan baik secara individu maupun secara bersama-sama dalam
kehidupan bermasyarakat, dan bernegara.
TUJUAN
PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang
penelitian dan tinjauan pustaka yang ada, peneliti bertujuan melaksanakan
penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
ekonomi bagi siswa SDN 6 Lubuk Besar dengan menerapkan model pembelajaran flipped
classroom berbasis Portal Rumah Belajar. Melalui inovasi dalam model
pembelajaran di kelas diharapkan peserta didik di SDN 6 Lubuk Besar
tumbuh motivasi belajarnya yang kemudian akan berpengaruh kepada hasil belajar
peserta didik khususnya untuk mata pelajaran IPA.
METODE
PENELITIAN
Sebelum penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan, maka peneliti mengadakan observasi dan pengumpulan data
dari kondisi awal kelas yang akan diberi tindakan, yaitu kelas 5A SDN 6 Lubuk
Besar tahun pelajaran 2020/2021 Semester 1.
Pengetahuan awal ini perlu
diketahui agar kiranya penelitian ini sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
peneliti, apakah benar kiranya kelas ini perlu diberi tindakan yang sesuai
dengan apa yang akan diteliti oleh peneliti yaitu Penggunaan Model Pembelajaran
flipped classroom berbasis portal rumah belajar untuk meningkatkan hasil
belajar ekonomi pada materi permintaan dan penawaran.
Untuk mengungkap kondisi
awal dari kelas yang menjadi objek tindakan kelas ini maka peneliti melakukan
observasi langsung. Peneliti menyiapkan alat tes yang akan digunakan sebagai
alat untuk mengukur kemampuan penguasaan awal materi.
Untuk mengukur kemampuan
awal siswa dilaksanakan observasi di kelas 5A SDN 6 Lubuk Besar. Pada
pembelajaran ini peneliti memberikan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara
individu. Kemudian peneliti mengawasi dan mencatat siswa yang aktif dan yang
tidak aktif serta mencontoh jawaban dari teman, juga siswa yang sudah
menguasai, belum menguasai dan sedikit menguasai materi. Setelah selesai dengan
waktu yang sudah ditentukan, lalu membahas dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari tiap siswa dan siswa juga yang menjawab. Peneliti
memberikan penjelasan bagi yang belum tepat dalam menjawab dan memberi
penjelasan tambahan agar siswa lebih mengusai materi itu, peneliti terus
mencatat semua kegiatan dalam kelas. Setelah selesai kegiatan belajar tadi yang
terakhir diberikan post test. Pada pelaksanaan post test ini siswa mengerjakan
soal diberi waktu selama 35 menit.
Hasil test dari 28 siswa
didik yang ada di kelas tersebut didapatkan hasil: 2 siswa mendapatkan nilai
kurang dari 50, 12 siswa mendapatkan nilai antara 50 hingga 64, sedangkan siswa
yang telah tuntas atau mendapatkan nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) ada 14 siswa. Dari paparan hasil nilai yang didapatkan siswa maka
tampak bahwa yang mencapai ketuntasan belaiar hanya 50,00%.
Dari kondisi awal yang ada
tersebut maka perlu diadakan suatu tindakan untuk mengangkat kemampuan
penguasaan materi pelajaran IPA dari siswa kelas 5A SDN 6 Lubuk Besar.
Berdasarkan tanya jawab yang dilakukan peneliti terhadap siswa, terungkap bahwa
siswa mempunyai kelemahan pada pengembangan skill pengerjaan suatu masalah
penyelesaian materi karena kurang memahami konsep dan kurang aktif dalam kegiatan
belajar mengajar, serta kurang berlatih dalam menyelesaikan soal soal. Bertolak
dari kondisi awal tersebut maka peneliti merencanakan tindakan penelitian
dengan menerapkan pembelajaran model flipped classroom pada pembelajaran IPA di
kelas 5 SDN 6 Lubuk Besar
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian
Peneliti melaksanakan dua
kali siklus dalam penelitian ini. Sebelum melaksanakan siklus pertama, peneliti
terlebih dahulu telah melaksanakan observasi. Berdasarkan hasil observasi,
peneliti mulai melaksanakan tahap siklus satu dan menerapkan model pembelajaran
flipped classroom. Guru mengarahkan peserta didik untuk menggunakan
portal rumah belajar yang dapat diakses di luar kelas. Setelah mengarahkan
peserta didik melalui portal rumah belajar khususnya fitur sumber belajar di
mana guru membagikan link video pembelajaran dan sumber belajar yang dipelajari
di rumah, maka pada pelaksanaan pembelajaran di kelas guru mengarahkan peserta
didik untuk berdiskusi. Pada akhir pembelajaran guru memberikan pos test terkait
materi pelajaran. Berdasarkan hasil post test, terdapat peningkatan hasil
belajar peserta didik dibandingkan sebelum diberikan tindakan berupa penggunaan
model pembelajaran flipped classroom.
Kemudian peneliti
melaksanakan siklus kedua, di mana pembelajaran tetap menggunakan model
pembelajaran flipped classroom dan menggunakan langkah-langkah pembelajaran
yang sama. Sama seperti pada siklus I, peneliti memberikan post test pada akhir
pembelajaran di mana hasil belajar peserta didik lebih meningkat lagi dibanding
siklus I.
Hasil belajar peserta didik
dari tahap observasi, siklus I dan siklus II tampak pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Hasil Observasi
siklus I dan siklus II
No
|
Aspek Yang di Observasi
|
Observasi
|
Siklus 1
|
Siklus II
|
1
|
Siswa yang aktif
mengikuti pembelajaran
|
12
|
20
|
22
|
2
|
Siswa yang aktif bertanya
|
10
|
18
|
23
|
3
|
Siswa yang aktif
mengemukakan pendapat
|
8
|
14
|
19
|
4
|
Siswa yang berani
mengerjakan di depan kelas
|
5
|
12
|
16
|
Pada saat observasi,
aktivitas siswa di kelas yang aktif mengikuti pelajaran sebanyak 12 orang,
siswa yang aktif bertanya sebanyak 10 orang, siswa Siyang aktif mengemukakan
pendapat sebanyak 8 orang, dan siswa yang berani mengerjakan soal di depan
kelas sebanyak 5 orang. Pada tahap siklus I dan II, terjadi peningkatan
aktivitas siswa di kelas, di mana siswa yang aktif mengikuti pelajaran
meningkat menjadi 20 siswa pada siklus I dan 22 siswa pada siklus II, siswa
yang aktif bertanya meningkat menjadi 18 siswa pada siklus I dan 23 siswa pada
siklus II. Siswa yang aktif mengemukakan pendapat meningkat menjadi 14 siswa
pada siklus I, dan 19 siswa pada siklus II. Siswa yang berani mengerjakan soal
di depan kelas meningkat menjadi 12 orang pada siklus I dan 16 orang pada
siklus II.
Tabel 2. Hasil Post Test
Materi
No
|
Nilai
|
Observasi
|
Siklus 1
|
Siklus II
|
1
|
0 - 49
|
2
|
1
|
0
|
2
|
50 – 64
|
12
|
10
|
5
|
3
|
65 – 79
|
12
|
13
|
11
|
4
|
80 – 100
|
2
|
5
|
10
|
5
|
Nilai rata-rat kelas
|
63,92
|
74,03
|
79,61
|
6
|
Presentase Ketuntasan
|
50,00%
|
69,23 %
|
80,77%
|
Pada saat observasi sebelum
dilaksanakan tindakan model pembelajaran flipped classroom, siswa yang mendapat
nilai antara 0-49 sebanyak 2 siswa. Siswa yang mendapat nilai 50-64 sebanyak 12
orang, siswa yang mendapat nilai 65-79 sebanyak 12 orang dan siswa yang
mendapat nilai 80-100 sebanyak 2 orang. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh
sebesar 63, 92 dan presentase ketuntasan belajar materi permintaan dan
penawaran sebesar 50%. Sementara setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran
menggunakan model flipped classroom terjadi peningkatan hasil belajar siswa
dilihat dari hasil postest di mana siswa yang mendapat nilai 0-49 sebanyak 1
orang pada siklus I dan turun menjadi tidak ada siswa yang memperoleh nilai
0-49 pada siklus II. Siswa yang mendapat nilai antara 50-64 sebanyak 10 siswa
pada siklus I dan 5 siswa pada siklus II. Siswa yang mendapat nilai 65-79
sebanyak 13 siswa pada siklus I dan 11 siswa pada siklus II. Dan siswa yang
mendapat nilai antara 80-100 sebanyak 5 siswa pada siklus I dan 10 siswa pada
siklus II. Nilai rata-rata siswa meningkat dari 74,03 pada siklus I menjadi
79,61 siswa pada siklus II. Sedangkan presentase ketuntasan meningkat dari
69,23% pada siklus I menjadi 80,77% pada siklus II.
Pembahasan
Penelitian tindakan kelas
ini dilaksanakan dalam dua siklus. Sebelum dilaksanakan siklus I, peneliti
melakukan kegiatan observasi di kelas 5 pada mata pelajaran IPA materi Sistem
Peredaran Darah. Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwa hasil belajar IPA
kelas 5 SDN 6 Lubuk Besar masih sangat rendah. Dari hasil observasi salah satu
penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik adalah guru masih belum mampu
melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mengaktifkan siswa dalam belajar.
Untuk melakukan penelitian
pada siklus I ini peneliti melakukan tindakan yang meliputi menyiapkan silabus
materi pembelajaran dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Membuat
lembar kerja siswa yang digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam belajar dengan
penyusunan tahap demi tahap yang membawa siswa dalam penernuan masalah. Membuat
alat evaluasi yang digunakan untuk mendapatkan data kemampuan siswa setelah
mendapatkan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran flipped classroom.
Membuat solusi dan Iangkah berkaitan kelemahan siswa dalam menyelesaikan
masalah.
Pelaksanaan tindakan pada
siklus I, peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan, dimulai dengan penjelasan pada siswa tentang kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa dalam mengikuti kegiatan. Peneliti memberikan penjeiasan
tentang pokok bahasan yang akan dipelajari serta menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan berkaitan dengan pengajaran dalam tehnik menstimulir siswa untuk
belajar bersama dalam kelompok.
Sebelum masuk pada materi
di kelas, guru memberikan sosialisasi I mengenai pemanfaatan portal rumah
belajar dan kaitannya dengan menggunakan model pembelajaran flipped classroom.
Setelahnya guru dapat memberikan link untuk siswa mendapatkan konten web maupun
konten video pembelajaran di fitur sumber belajar..
Ketika siswa telah
melaksanakan pembelajaran di rumah secara daring, pada kelas tatap muka maka
guru melaksanakan pembelajaran melalui diskusi kelompok dengan diawali
koordinasi peserta didik untuk menemukan masalah dan pemecahan
masalahnya. Saat peserta didik berdiskusi, guru melakukan pengamatan
serta memberikan jalan tengah jika terdapat kebingungan pada peserta didik.
Peserta didik lebih aktif dalam berdiskusi karena mereka telah membangun
pengetahuan awal mengenai materi yang didiskusikan melalui pembalajaran secara
daring dalam portal rumah belajar.
Peserta didik tetap
diberikan kesempatan untuk tampil ke depan mempresentasikan hasil diskusinya
guna mengembangkan keterampilan abad 21 bagi peserta didik yaitu keterampilan
mengkomunikasikan.
Pada akhir pengajaran yaitu
35 menit terakhir dari pembelajaran peneliti memberikan post test yang harus
diselesaikan oleh seluruh siswa secara individual.soal post test yang diberikan
kepada siswa dikembangkan sesuai dengan indicator pencapaian kompetensi yang
telah terlebih dahulu disusun oleh peneliti.
Berdasarkan hasil refleksi
dari siklus I, maka dilaksanakan perbaikan pada kegiatan perencanaan di siklus
II. Pada siklus II secara umum kegiatan pembelajaran dengan model flipped
classroom tetap dilaksanakan seperti yang telah dilaksanakan pada siklus I. ada
beberapa hal yang diubah pelaksanaannya dalam siklus II. Bentuk perubahan
tindakan yang dilakukan pada siklus II yaitu, setiap pertemuan peneliti
memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya dan siswa
diminta lebih aktif dan kooperatif dalam proses pembelajaran. Intraksi peneliti
dengan siswa lebih diintensifkan, peneliti memberikan bimbingan kepada siswa
yang belum memahami materi atau dengan tutor sebaya. Kemudian siswa diberikan
evaluasi tentang penguasaan materi dalam waktu 1 jam pelajaran atau 35 menit.
Berdasarkan hasil ulangan
tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Didapatkan
hasil yang sesuai dengan indikator pencapaian hasil yang diharapkan karena dari
28 siswa yang ada dalam kelas 5 SDN 6 Lubuk Besar hanya terdapat 5 siswa yang
mendapatkan nilai dibawah batas ketuntasan minimal, sehingga prosentasi siswa
yang telah tuntas adalah 79,60 %.
Penerapan model
pembelajaran flipped classroom berbasis portal rumah belajar ini telah
mampu meningkatkan hasil belajar ekonomi pada kelas 5 SDN 6 Lubuk Besar.
Dilihat dari data nilai/skor maksimum dan minimum serta rata-rata tampak bahwa
siswa secara bertahap mampu meningkatkan hasil belajarnya melalui kegiatan
belajar di kelas.
Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Hanif: 2016). Dalam
penelitian ini, yang menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar Sistem
Operasi dengan menggunakan model pembelajaran Flipped Classroom berbantuan
edmodo.
SIMPULAN
DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis
data penelitian, setelah dilaksanakan tindakan penelitian dikelas 5 SDN 6 Lubuk
Besar dengan menerapkan model pembelajaran flipped classroom berbasis portal
rumah belajar maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
IPA khususnya materi Sistem Peredaran darah. Berdasarkan hasil wawancara,
menurut peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran flipped classroom,
mereka lebih siap dan percaya diri dalam mengikuti pembelajaran di kelas karena
telah memiliki konsep yang mereka dapatkan dari kegiatan pembelajran di rumah.
Aktivitas pembelajaran di kelas pun menjadi lebih aktif dan bermakna sesuai
dengan harapan pembelajaran abad 21 yang sedang marak digaungkan di dunia
pendidikan.
Secara kuantitatif hasil
belajar siswa meningkat di mana nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 79,66
dan presentase ketuntasan kelas meningkat menjadi 80,77%.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dan
hasil penelitian yang telah dilaksanakan, ada beberapa saran antara lain: 1)
guru sebaiknya kreatif dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan
materi pembelajaran, 2) guru selalu memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk terus belajar menggunakan model pembelajaran flipped classroom, 3)
sekolah terus meningkatkan sarana dan prasarana pendukung TIK dalam
pembelajaran yang berbasis TIK.
DAFTAR RUJUKAN
Abeysekera, Lakmal and Dawson, Phillip. 2015. Motivation and cognitive
load in the flipped classroom: definition, rationale and a call for research.
Higher education research & development, vol. 34, no. 1, pp. 1-14.
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta
Graziano, K. 2016. Flipped classroom: Making the connections and finding
the balance. In S. Bryans-Bongey, & K. Graziano (Eds.), Online Teaching in
K-12: Models, methods, and best practicesforteachers and administrators (pp.131-146).
Information Today Inc.
Hanif, Husni Nadya. 2016. Perbandingan antara Model Pembelajaran Flipped
Classroom Berbantuan Edmodo dengan Pembelajaran Konvensional terhadap Hasil
Belajar Sistem Operasi (Eksperimen Kelas X SMK 1 Banyudono). Skripsi Tidak
diterbitkan. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.
Johnson, Graham Brent. 2013. Student Perceptions Of The Flipped
Classroom. Columbia: The University Of British Columbia
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:: Alfabeta.
Yamin, Martinis. 2009. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Gaung Persada.
Kemdikbud. 2018. Rumah belajar rumah masa depan pendidikan Indonesia.
http://pena.belajar.kemdikbud.go.id